Unordered List

Woensdag 13 Maart 2013

ASAL USUL TATA SURYA


Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tokoh yang pertama mengembangkan kosmologi semacam ini adalah Thales dari Miletus (sekitar 629-555 SM) yang sering disebut sebagai filsuf yunani dan astronom pertama. Tokoh lain yang penting setelah Thales adalah Phytagoras (sekitar 580-500 SM). Dialah yang pertama kali mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif.
Tokoh-tokoh yang lain berperan dalam perkembangan kosmologi yunani kuno adalah Plato, Eudoxus, dan Aristoteles. Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola adalah bentuk geometri paling sempurna. Menurut Eudoxus, setiap planet terletak pada bola-bola konsentris, dan pergerakan planet bergerak disebabkan rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda-beda, efeknya adalah pergerakan planet sebagaimana diamati Eudoxus, misalnya gerak retrograd (gerak maju-mundur) Mars. Aristoteles berpendirian bahwa bumi merupakan pusat alam semseta dan menjadi titik pusat peredaran benda-benda langit, seperti matahari, bulan dan planet-planet.
Selanjutnya Ptolomeus menjelaskan bahwa sebuah benda langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan benda ini disebut episikel. Menurut Aristrachus, pusat alam semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Namun, hipotesis Aristrachus ditolak oleh Aristoteles dan Ptolomeus yang tetap berpegang  pada hipotesis geosentris. Hipotesis geometris mampu bertahan sampai belasan abad.
Pada abad ke 15 Copernicus (1473-1543) mengusulkan bahwa semua benda langit, termasuk bumi, bergerak mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Pada tahun 1609 Kepler mendukung gagasan tersebut dengan mengemukakan tiga hukumnya yang selain menyebutkan bahwa matahari sebagai pusat dari tata surya, juga memperbaiki orbit planet menjadi elips.
Pada tahun yang sama Galileo menemukan teleskop. Melalui pengamatan dengan teleskop Ia menarik kesimpulan bahwa yang menjadi pusat tata surya bukan bumi, melainkan matahari. Penemuan teleskop oleh Galileo tidak hanya menguatkan paham heliosentris dari Cpernicus, tetapi membuka lembaran baru dalam perkembangan ilmu astronomi. 5 teori asal usul tata surya yang sudah kita kenal antara lain:
1.       Teori Nebulae atau Nebular Hyphothesis (Kant-Laplace) , Dikatakannya bahwa di jagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan  berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi Matahari. Bagian kabut sekitarnya kemudian berubah menjadi planet-planet dan satelitnya.Pada waktu yang hampir bersamaan , tanpa ada komunikasi, seorang ahli Fisika Prancis bernama Pierre Simon de Laplace, mengemukakan teori yang hampir sama.Dikatakannya bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena pilinan itu maka kabut  tersebut membentuk bentukan yang bulat seperti bola  raksasa . Semakin kecil bola tersebut maka semakin cepatlah pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu kemudian memepat di bagian kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas di ekuatornya menjauh dari  gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang.Lama kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat itulah yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut itun tetap berbentuk gas pijar yang kemudian kita sebut matahari sekarang ini.
2.       Teori Planetisimal ( Moulton dan Chamberlin ),  Teori ini menyatakan bahwa matahari yang kita lihat sekarang memang sudah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang lain yang berpapasan dengan matahari tersebut pada jarak yang tidak terlalu jauh. Sebagai akibatnya maka terjadilah pasang naik pada permukaan matahari maupun pada permukaan bintang tersebut. Akibat selanjutnya maka sebagian dari massa matahari tersebut ada yang tertarik ke arah bintang.Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari tersebut jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa. Bagian yang terhambur ke ruang angkasa inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya kemudian beredar pada orbitnya.
3.       Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys), Teori Pasang-Surut yang hampir sama dengan teori Planetisimal.Jeans dan Jeffreys mengemukakan bahwa setelah bintang itu menjauh maka massa matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu  yang menjolok ke arah bintang. Kemudian sebagai akibat bintang yang semakin menjauh maka masa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan gas itulah yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya yang kemudian beredar pada orbitnya.
4.       Teori Bintang Kembar,  Satu lagi teori yang hampir sama dengan teori Planetisimal dan di kemukan kira-kira pada tahun tahun 1930. Teori ini menyatakan bahwa dahulu memang sudah ada dua buah bintang kembar. Salah satu dari bintang kembar itu kemudian meledak dan menjadi berkeping –keping. Karena pengaruh gravitasi bintang yang tidak meledak maka  kepingan-kepingan itu berputar mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak itu kemudian menjadi matahari yang kita lihat sekarang. Kepingan-kepingan yang berputar mengelilinginya kemudian menjadi planet-planet dan satelit-satelit.
5.       Teori Awan Debu  atau Proto Planet (von Weizsaecker), Teori ini menyatakan bahwa tata surya itu terbentuk  dari gumpalan awan gas dan debu. Sampai sekarang ini di alam semesta masih bertebaran gumpalan awan seperti itu. Kurang lebih 5.000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu kemudian membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih sehingga menyerupai bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya.Bagian tengah cakram ini berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Parttikel-partikel dibagian tengah ini saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari.Bagian paling luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan ini berpilin juga seperti gumpalan bola semula. Gumpalan-gumpalan ini kemudian menjadi dingin lalu membeku. Gumpalan-gumpalan yang membeku inilah yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya dan beredar pada garis edarnya.
Penjelasan mengenai sistem tata surya yang pada awal pembentukannya terbentuk dari awan dijelaskan pada  Al-Qur'an surat Fushilat : 11
Artinya :
 "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap (kabut), lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati (sukarela)".

Melalui ayat diatas pembentukan tata surya yang dahulunya berupa asap telah disebutkan pada al-quran jauh-jauh hari sebelum para ilmuan menyebutkan bahwa tata surya berawal dari asap. Hingga saat ini, sisa-sisa asap tersebut membentuk bintang dan planet. Dan hal itu baru terbukti pada saat ini ketika zaman sudah modern, padahal Allah swt sudah menjelaskan tentang tata surya ini sebelumnya.
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan langit. Setelah Allah menciptakan bumi Dia menuju ke langit, waktu itu langit berupa asap. Bagaimana keadaan asap itu dan bagaimana hakikatnya, hanya Allah sajalah yang mengetahui Nya, sekalipun ada yang mencoba menerangkan keadaan asap yang dimaksud, baik yang dikemukakan oleh pendeta-pendeta Yahudi, maupun oleh para ahli yang telah mencoba menyelidikinya, namun belum ada keterangan yang pasti yang menerangkan keadaan dan hakikat asap itu.
Dalam ayat ini, seolah-olah Allah menerangkan bahwa bumi lebih dahulu diciptakan Nya dari langit, barulah Dia menciptakan langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya matahari, bulan dan bintang-bintang yang lain. Tentang pada ayat yang lain diterangkan bahwa Allah menciptakan langit lebih dahulu dari menciptakan bumi. Karena itu ada sebagian mufassir yang mencoba mengkompromikan kedua ayat ini. Menurut mereka bahwa dalam merencanakan, maka Allah SWT lebih dahulu merencanakan bumi dengan segala isinya. Tetapi dalam pelaksanaanya, maka Allah SWT menciptakan langit dengan segala isinya lebih dahulu, kemudian sesudah itu baru menciptakan bumi dengan segala isinya.
Setelah Allah selesai menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, maka Dia memerintahkan kepada keduanya, "Datanglah kamu berdua kepada Ku, baik dalam keadaan senang hati maupun terpaksa" Maka langit dan bumi itu menjawab: "Kami akan datang dengan tunduk dan patuh". Kemudian Allah bertitah kepada alam langit: "Perhatikanlah sinar mataharimu, cahaya bulanmu, cahaya gemerlapan dari bintang-bintang, hembuskanlah anginmu, edarkanlah awanmu, sehingga dapat menurunkan hujan". Dan Dia berkata pula kepada bumi: "Alirkanlah sungai-sungaimu, tumbuhkanlah tanaman-tanaman dan pohon-pohonanmu". Maka keduanya menjawab: "Kami penuhi segala perintah Mu dengan patuh dan taat".
Sebagian ahli tafsir menafsirkan "Datanglah kamu keduanya menurut perintah Ku dengan suka hati atau terpaksa" dengan "Jadilah kamu keduanya menurut Sunah Ku yang telah Aku tetapkan, jangan menyimpang sedikitpun dari ketentuan-Ku itu, ikutilah proses-proses kejadianmu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan". Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada langit dan bumi untuk meyempurnakan kejadiannya sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan, seperti bumi akan tercipta pada saatnya, demikian pula gunung-gunung, air, udara, binatang-binatang, manusia, tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman. Semuanya akan terjadi pada waktu yang ditentukan Nya, tidak ada sesuatu pun yang menyimpang dari ketentuan Nya itu. 
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kejadian langit dan bumi itu, mulai dari terjadinya sampai kepada bentuk yang ada sekarang melalui proses-proses tertentu, sesuai dengan Sunah Allah. Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan ada pada waktunya, dan akan hilang atau musnah pada waktunya pula, sesuai dengan keadaan langit dan bumi pada waktu itu. Seperti kehidupan akan ada di bumi setelah ada air dan sebagainya.

Sumber :
Mukti, Agus. 2009. Tata Surya.[online], (http://agusmuktiw.files.wordpress.com/2009/06/tatasurya.pdf, diunduh tanggal 25 Februari 2013).
Djaskarti, Etty. 2005. Tata Surya, [online], (http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2005/SMP/IPBA/Tata%20Surya.pdf, diunduh tanggal 25 Februari 2013).
Anynomous. Tafsir surat Fushilat ayat 11,  [online], (http://www.qtesting.16mb.com/quran/detail/surat/41/ayat/11.html, diunduh tanggal 25 Februari 2013) 

1 opmerkings:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai topik yang kalian bahas sekarang, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    klik di sini untuk download
    trimakasih

    AntwoordVee uit